Rumah Tangga Surga: Mendamba Bahagia Pernikahan

Rumah Tangga Surga.delinabooks

Judul: Rumah Tangga Surga
Penulis: Ikhsanun Kamil Pratama & Foezi Citra Cuaca Elmart
Penerbit: Mizania
Cetakan 1: Agustus 2015
ISBN: 978-602-1337-73-8

Menjalani kehidupan pernikahan ibarat mengendarai mobil, positive thinking dan positive feeling layaknya injakan GAS untuk memotivasi kita agar terus melaju. Sedangkan negative thinking dan negative feeling bertindak sebagai injakan REM yang akan menghentikan laju kita, untuk mengatur kembali arah laju agar lebih baik dan nyaman. (hlm. 8)

Setiap insan yang menikah pasti mendambakan pernikahan yang bahagia dan membahagiakan. Membangun rumah tangga dengan pasangan yang dicintainya lalu dimanja dan disentuh, bahkan tidak ada konflik di dalamnya. Namun mungkinkah semua itu terjadi?

Ya, butuh usaha dari kedua pasangan untuk mewujudkannya. Dibutuhkan kerja sama yang serius dalam rangka membangun rumah tangga yang berakhir hingga ke Surga-Nya. Lantas apa saja usaha yang dibutuhkan? Rumah Tangga Surga membaginya menjadi tiga bagian. Cleansing, Nurturing, Designing. 

“Pernikahan bukan perkara sembarangan, ia adalah mitsaqan ghalizhan, perjanjian kuat yang setara dengan perjanjian para nabi dengan Tuhan. Berani menjalaninya berarti perlu berani mmilih jalan yang akan tercipta, surga atau neraka.” – Fufu (hlm. 24)

Pernikahan yang harmonis bukan pernikahan yang tiada konflik sama sekali, tapi kondisi ketika suami istri bisa menangani konflik yang muncul secara dewasa. (hlm. 26)

Langkah pertama cleansing, yakni mencoba memaafkan, menerima dan mensyukuri segala masa lalu yang dirasa menyedihkan atau menyakitkan. Baik itu dengan orang tua, lingkungan, atau bahkan dengan diri sendiri. Dengan kata lain memperbaiki niat saat menikah.

Cleansing adalah cara untuk mengeluarkan emosi negatif yang tidak sengaja tertimbun sejak kecil. (hlm. 60)

Namun jika pernikahan terlanjur terlaksana, cleansing pun bisa dilakukan dengan mencoba kembali merenungi hal-hal yang sekiranya masih mengganjal dalam diri. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki sikap-sikap yang barangkali sering menjadi konflik karena secara tidak sadar masih terbawa konflik-konflik masa lalu.

Proses cleansing ini akan menetralisasi trauma yang tersimpan, membuang sampah-sampah emosi yang menyumbat dalam diri, serta membuat Anda menjadi pribadi yang lebih baru lagi. (hlm. 73)

indikator sudah memaafkan orang lain adalah bukan dengan melupakannya, melainkan menjadi lebih tenang dan fokus menjalani masa kini dan menatap masa depan lebih baik tanpa terpengaruh buruknya masa lalu tersebut. (hlm. 148)

“Setiap luka yang pernah ada, berkontribusi mencipta diri kita saat ini yang lebih istimewa. Slalu ada maksud baik dari-Nya, membuatan skenario hidup dengan dinamika dan turbulensi luar biasa.” – Fufu (hlm. 167)

Nurturing adalah langkah selanjutnya. Bertujuan untuk membuat ikatan pernikahan lebih langgeng dan pasangan setia kepada Anda. (hlm. 193). Yang dititikberatkan agar membangun komitmen, keintiman serta passion bersama pasangan.

Robert Sternberg menyebutkan dalam teorinya, Triangle of Love, bahwa cinta memiliki tiga komponen utama, yaiut (1) commitment, (2) intimacy, (3) passion. (hlm. 200)

Cinta yang sempurna dalam rumah tangga Anda adalah ketika keduanya sadar tentang komitmen pernikahan, komitmen yang menyerupai komitmen para nabi untuk mengemban risalah-Nya, dilengkapi dengan membangun keintiman layaknya sahabat karib antara suami istri sehingga yang satu menjadi tempat curhat ternyaan bagi yang lainnya, sambil menikmati pemenuhan gairah untuk membuat api cinta semakin membara. (hlm. 202)

Dan yang terakhir adalah designing. Langkah ini meliputi tiga hal, yakni membangun visi, membagi peran antara suami dan istri, serta membuat sebuah aturan atau SOP yang berlaku untuk diterapkan dalam kehidupan rumah tangga tersebut.

Singkatnya, itulah tiga langkah yang dijabarkan oleh penulis yang disebut Romantic Couple ini. Yang tentu saja masing-masing tiga tersebut memiliki sub bab penjelasan yang lebih lebar lagi dan akan lebih baik jika Anda membacanya sendiri.

Yang saya suka dari kedua penulis ini adalah segala yang ditulis tidak hanya sekadar teori. Melainkan diambil dari kehidupan nyata dari peserta-peserta yang mengikuti workshop mereka bahkan berdasar pengalaman dalam kehidupan rumah tangga mereka sendiri. Oleh karenanya buku ini juga dilengkapi beberapa kisah nyata yang sesuai dengan pembahasan dalam suatu bab-nya.

Baca juga: Jodohku, Inilah Proposal Nikahku

Selain itu, juga dihiasi dengan berbagai puisi yang ditulis oleh Foezi Citra Cuaca Elmart yang menambah semarak keindahan buku ini. Hanya saja satu yang mengganjal bagi saya pribadi adalah warna huruf. Meskipun warna merah tersebut barangkali dimaksud untuk membuat buku ini menjadi menarik. Akan lebih baik jika mengambil warna standar saja yakni hitam, selain warna aman, juga lebih baik di mata.

Kutipan menarik:

“Ketika impian telah kita rancang, ketika jalan ikhtiar sudah mulai membentang, ketika doa-doa mulai berkumandang; tetapi nyatanya belum sesuai harapan yang dipegang, tetap tersenyumlah, karena Allah tetap menyertai dalam nikmat yang tak menyudah.” – Fufu (hlm. 62)

Dengan menikah kita mempertemukan dua kepentingan dalam satu wadah, menyelaraskan persamaan dan perbedaan menjadi satu keputusan, saling membahagiakan satu sama lain,dan saling merasakan kesedihan satu sama lain. (hlm. 95)

“Pernikahan bukan sekadar menuju kebahagiaan, tapi juga tentang bagaimana ia menciptakan keberkahan. Salah satu pintunya adalah doa orang tua yang meridhai, hingga Tuhan pun tersenyum memberkahi.” – Fufu (hlm. 117)

“Setia itu perkara hati yang cerdas memilih; menerima dengan penuh senyuman, mensyukuri dengan penuh keridhaan, dan meamafkan dengan penuh pemakluman.” – Fufu (hlm. 193)

“Keakraban hati hanya akan terjadi pada mereka yang bangun cinta terus-menerus setiap hari.” – Fufu (hlm.209)

“Memutuskan menikah dengan seseorang sama artinya dengan memutuskan untuk menerima segala tentangnya berikut aib diri, mengenalinya setiap hari, dan bersama memperbaiki diri.” – Fufu (hlm. 224)

“Ketika diri telah melakukan segenap ikhtiar, lengkapilah dengan sabar.” – Fufu (hlm. 245)

Pernikahan dan rumah tangga yang bahagia memang menjadi dambaan setiap insan, namun menuju kesana hingga Surga-Nya memang dibutuhkan usaha dan kerja sama yang selaras bersama pasangan. Semoga saja kita bisa istiqomah terus memperbaiki diri juga tidak lelah dalam setiap perjalanan yang barangkali akan penuh dengan cobaan 🙂

Rumah Tangga, Surga adalah sebuah Rumah Tangga yang di dalamnya menjadi Surga duna bagi para penghuninya.
Rumah, Tangga Surga adalah sebuah Rumah, yang menjadi Tangga Surga, yang mengantarkan peghuninya berkumpul lagi di surga-Nya kelak. (hlm. 292)

Pernikahan itu bukan hanya urusan ‘aku’ dan ‘kamu’, melainkan utamanya dengan Sang Mahacinta. Jangan pernah berharap kepada manusia karena berpotensi kecewa, berharaplah hanya kepada-Nya.” – Fufu & Canun (hlm. 296)

Thank you for not comment out of topic

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.