Eternal Love: IT, Romance, Action dalam Balutan Islami

Judul: Eternal Love
Penulis: Titisari Prabawati
Penerbit: Grass Media
Cetakan Pertama: Januari 2019
ISBN: 978-602-52344-6-0

Sebelumnya, saya berterima kasih pada Mbak Titisari Prabawati dan Penerbit Grass Media yang sudah memberi kesempatan pada saya untuk membaca novel ini. Jujur, senang sekali waktu diberi tahu menang. Apalagi dapat bonus mug dan bros pula 😍

Tapi dengan berat hati, barangkali saya juga harus meminta maaf jika review yang akan saya berikan tidak cukup memuaskan penulis dan penerbit πŸ™‡ Toh ini hanya pendapat saya saja sebagai pembaca 😊

Sinopsis buku

“Pokoknya, apa pun yang kamu rasa, mau cinta kek, atau cuma kagum, ingat cinta itu fitrah dari Tuhan. Tapi kita sebagai manusia juga harus menjaga diri, dan kehormatan. Terutama kamu yang cewek.” (hlm. 19)

Jujur saya bingung sekali mau menulis sinopsis bagaimana. Ada banyak sekali tokoh. Banyak cerita. Hingga akhirnya saya agak kehilangan fokus. Tapi setelah membaca sampai akhir, saya mulai paham cerita berfokus pada Ramadhan Dwi Putra, atau biasa dipanggil dengan Dhany yang jatuh cinta pada muridnya sendiri, bernama Asya. Ah bahkan saya lupa dengan nama lengkap Asya.

Dhany dan Asya sama-sama terjun di dunia aplikasi. Dunia IT. Dunia hacker. Keduanya sama-sama memendam rasa cinta. Hingga orang tua Asya justru mempertemukan Asya dengan Dhany dengan cara yang tidak terduga.

Singkat cerita saja, akhirnya mereka menikah. Sayangnya, di awal-awal pernikahan, mereka malah bermasalah. Asya yang cemburu. Dan Dhany yang selalu terlihat menghindar di mata Asya. Di tengah-tengah perjalanan mereka, ada orang-orang yang mengintai Dhany dan Asya. Bagaimana Dhany dan Asya mengatasi masalah tersebut? Tentu saja saya tidak akan spoiler 😜

Ada sisi islami dalam romance dan action

Baiklah, memasuki review. Awal-awal, saya cukup menikmati novel ini. Meskipun sudah terasa lompat, saya masih bisa masuk ke dalam cerita. Intinya pas bagian Dhany dan Asya semua baik-baik saja. Dari mulai Dhany yang jadi guru Asya di sekolah. Sampai akhirnya Asya lulus dan Dhany menempuh pendidikan di luar negeri.

Kira saya, Eternal Love ini novel thriller kelam gitu. Soalnya dari cover juga terkesan dark. Ealah ternyata ada sisi Islaminya. Benar-benar nggak kelihatan dari cover kalau novel ini juga dibungkus sisi Islami. Padahal mungkin sebenarnya sudah ketahuan dari pengantar penulisnya yang menyebutkan Allah hehe. Genrenya sendiri cenderung romance plus action. Yang saya salut, penulis pintar memadu padankan kedua genre tersebut dengan sisi Islami. Dan ini hal yang tidak biasa sepandangan saya membaca novel genre action.

Seandainya hatimu adalah sebuah sistem,
ingin rasanya aku manfaatkan vulnerabilities-mu, pakai PHP injection, terus aku ls-la; find / -perm 777 -type d, sehingga aku tahu kalau di hatimu ada folder yang bisa ditulisi atau adakah free space buat aku. (hlm. 43)

Karena bicara tentang dunia software, maka tak jauh-jauh dari banyaknya istilah IT. Seperti hacker, enkripsi, algoritma, kriptografi. Dan ini dikuatkan dengan background penulis yang juga bergerak di dunia IT, khususnya seorang dosen di Fakultas Teknik dan Komputer (FASTIKOM) di Universitas Sains Al-Qur’an Wonosobo.

Kekurangan buku

But, sorry to say, saya harus jujur bahwa saya belum klik dengan novel ini. Terlalu banyak tokoh. Awal-awal saya menikmati, tapi menjelang ke tengah, saya mulai hilang fokus. Kenapa ada tokoh-tokoh baru. Semakin ke tengah, semakin banyak tokohnya 😩 Apalagi memakai nama orang luar, duh sudahlah makin payah ingatan saya dengan nama-namanya.

Makanya, menurut saya harus sabar banget baca novel ini. Bukan hanya permasalahan fokus atau tidaknya, toh saya sendiri sudah berusaha untuk fokus. Hanya saja memang karena tokohnya terlalu banyak. Bahkan tokoh yang-tidak-memiliki-cerita-terlalu-penting pun diberi nama, akhirnya menjadikan setiap tokoh tidak ada yang terasa kuat dan masuk ke pembaca. Barangkali hanya Dhany dan Asya saja yang benar-benar menjadi fokus novel ini.

Selain itu, alurnya sangat lompat-lompat. Benar-benar menguji kesabaran πŸ™ˆ Akan bingung banget kalau kita tidak mengerti. Jujur, saya skip banyak kalimat yang menurut saya nggak begitu penting untuk mempercepat proses membaca.

Dan kekurangan lainnya

Saya juga ada basic IT. Kuliah jurusan Komputerisasi Akuntansi. Belajar pemrograman. Tapi memang tidak sedalam Dhany dan Asya yang sampai bisa membuat aplikasi. Saya tidak masalah dengan istilah-istilah IT nya. Yang jadi sorotan saya adalah alurnya yang acak sekali. Akan bingung kalau kita tidak benar-benar paham. Bahkan sampai pertengahan saya nyaris menyerah. Tapi saya tahu, saya harus komitmen untuk menyelesaikan buku ini. Alhamdulillah akhirnya bisa sampai akhir dan saya pun lega.

Kekurangan lainnya, duh banyak sekali typonya 😩 Tapi yang lebih parah adalah daftar isi yang sungguh berantakan. Semua halamannya tidak cocok dengan isi di dalamnya. Sangat disayangkan sekali editingnya. Jika dicetak ulang, semoga ada perbaikan.

Lay out dan sisi islami

Yang menarik menurut saya adalah lay out di dalam bukunya. Mulai dari gambar di setiap sudut judul. Font yang sesuai. Dan kutipan pendek sebelum cerita dimulai.

Aku ingin memiliki hati
Yang sebening pagi
Dingin dan tenang
Menanti mentari
Hingga cahaya
Menyentuh awal hari (hlm. 179)

Dan sisi Islami yang walaupun tidak bisa dibilang kuat juga, tapi cukup memberi nafas bermanfaat pada isi novel.

Overall, review ini hanya subjektivitas saya. Hanya pandangan sebagai pembaca. Toh saya selalu punya keyakinan, bahwa setiap pembaca harus merasakan sendiri bukunya dengan cara membacanya sendiri 😊

Thank you for not comment out of topic

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.