Lintang Langit pada Senja: Novel yang Sarat dengan Hikmah

IMG_20180720_154021

Judul: Lintang Langit pada Senja

Penulis: Ririn Astutiningrum

Penerbit: Elex Media Komputindo

ISBN: 978-602-04-2528-3

“Lintang, aku adalah Langit. Langit yang senantiasa menaungimu, memayungimu hingga pagi tiba. Andaipun mentari memaksamu pergi, bukankah ada senja yang selamanya mempertemukan kita?”

Ah sejak awal saya sudah menyukai tutur kata dari penulisan novel ini. Sungguh banyak kalimat puitis dan diksi yang indah.

Sinopsis novel

Lintang yang kesepian karena kurang perhatian dari orang tuanya, dan Langit yang didera kemiskinan, membuat keduanya bersatu. Mereka begitu saling mencintai. Menghabiskan waktu berdua untuk bersenang-senang dan sudah tak ingat lagi pada Tuhan.

Suatu ketika, Langit tiba-tiba menghilang begitu saja. Lintang kelabakkan mencarinya. Dimana pun tak ia temukan Langit. Ia jadi depresi. Ditambah mengetahui dirinya hamil.

Di sudut lain, Langit meratapi ibunya yang sakit. Menyalahkan Tuhan atas segala derita hidupnya. Ibunya yang rajin beribadah juga dibiarkannya sakit. Adiknya, Nawang menjadi murung karena ulah laki-laki tak bertanggung jawab.

Langit dan Lintang sama-sama menderita. Tapi sebuah kejadian mempertemukan mereka dengan wanita bernama Senja.

Setting kuat, catatan kaki yang lengkap, dan diksi yang indah

Novel ini berlatar di Bandung. Settingnya cukup kuat. Mengingat banyaknya gambaran Bandung yang diceritakan. Bahkan dijelaskan pula beberapa sejarah tempatnya. Seperti sejarah Tangkuban Perahu, Paris van Java, Cimahi. Ada bagusnya juga untuk menambah wawasan dengan cara yang lain 😁 Dan ini membuktikan kalau penulis pasti riset yang mendalam tentang sejarah-sejarah tersebut.

Catatan kakinya duh lengkap banget. Bahasa Sunda, Bahasa Jawa, istilah-istilah asing seperti ibtidaiyah dan Tsanawiyah semua dijelaskan artinya.

Angin pagi yang perawan membelai lembut daun-daun dan batangnya hingga tanaman-tanaman itu bergiyang perlahan sembari menggugurkan sisa embun malam yang masih menempel di badan. (hlm. 53)

Seperti yang saya singgung di awal, diksi di dalam novel ini sangat bagus. Banyak bahasa yang baru saya ketahui. Seperti masyakah, berkecandan, teja, menjagang, dan lainnya. Selain itu banyak kalimat puitis bertebaran.

Kekurangan novel‌

Kekurangan dari novel ini adalah layout dengan gambar ranting di setiap pinggiran halaman. Menurut saya ini cukup mengganggu sih. Karena perlu usaha lebih, supaya kata-katanya terlihat jelas. So better kalau next dicetak ulang dihilangkan saja. Atau diganti dengan yang tidak menutupi bacaan.

Beberapa kali saya juga menemukan scene Langit hanya ngobrol berdua dengan Senja. Mengingat ini novel Islami, seharusnya jadi kurang patut ya. Mungkin harus ada pihak ketiga di antara mereka. Bisa adiknya Langit mungkin 😊

Novel yang penuh dengan hikmah

Tapi novel ini benar-benar memberikan banyak hikmah. Salah satunya adalah perhatian orang tua dengan anak itu berpengaruh sekali pada karakter anak. Jangan sampai karena sibuk kerja membuat orang tua mengabaikan anak. Selain itu, merekatkan hubungan suami istri dengan saling berinteraksi. Agar keduanya mendapat kenyamanan dan terhindar dari perselingkuhan.

Dan yang paling penting adalah menjalin kedekatan dengan Tuhan. Karena sepahit apapun hidup, hati tidak akan jadi gersang kalau kita dekat dengan Allah SWT.

“Hati yang basah oleh cinta kepada Allah akan mudah menumbuhkan rasa syukur atas hikmah yang senantiasa Allah kirimkan bersama musibah dan ujian” (hlm. 101)

So, tiga bintang untuk novel yang manis ini. Bahkan saya sangat menyukai judulnya, Lintang Langit pada Senja. Sebuah filosofi yang dalam 😊

2 thoughts on “Lintang Langit pada Senja: Novel yang Sarat dengan Hikmah

Thank you for not comment out of topic

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.