60 Second Manajemen Stres

img_20160924_225952-01

Judul: 60 Second Manajemen Stres
Penulis: Dr. Andrew Goliszek
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Jumlah Halaman: xiv+249 halaman
ISBN: 979-694-736-6

Suatu saat, Abraham Lincoln duduk dan menulis: “Kini saya menjadi orang yang paling malang. Jika apa yang saya rasakan dibagi rata kepada seluruh umat manusia, tidak ada satu wajah ceria pun di muka Bumi…. Saya harus mati atau menjadi lebih baik.” (hlm. xiii)

Stres menjadi momok yang cukup menakutkan bagi siapa saja. Kehadirannya bisa jadi akan mengganggu kegiatan bahkan kesehatan. Maka itulah menjadi penting untuk memanajemen stres dari awal. Mulai mengenali stres, mempelajari gejala-gejala stres dan cara mengatasinya.

Salah satunya pekerjaan dan rutinitas setiap harinya. Kegiatan yang sama bukan tidak mungkin menimbulkan kejenuhan. Dan kejenuhan inilah yang bisa jadi menjadi tanda awal stres. Selain itu, ada pula manajemen waktu. Pengelolaan waktu yang berantakan juga cenderung menimbulkan stres. Maka sesuai judulnya, 60 Second manajemen stres akan memberi cara paling cepat agar kita menjadi lebih rileks dan menghilangkan rasa cemas.

Secara umum, kita dapat mengatakan bahwa stres yang baik berasal dari situasi yang dapat kita kendalikan, sednagkan stres yang buruk berasal dari situasi yang tidak dapat kita kendalikan. (hlm. 38)

Salah satu masalah terbesar yang kita hadapi sebagai pribadi yang cenderung stres adalah ketidakmampuan memegang kontrol atas suatu kejadian yang seharusnya dapat dikendalikan. Semakin kita kehilangan kendali, semakin negatif perasaan dan semakin stres kita. Akhirnya, kita memiliki sedikit kontrol terhadap setiap situasi yang dihadapi. Lebih buruk lagi, kita tidak memegang kendali sama sekali. (hlm. 44)

jenis individu yang rentan terhadap sindrom kejenuhan adalah orang yang perfeksionis, egois, idealis, dan gila kerja. (hlm. 65)

Bertukar pikiran dapat menjadi “bantalan” karena dengan berbagi dan berkomunikasi, seseorang akan merasa lepas dari stres dan mampu memandang segala sesuatu pada perspektif yang benar. (hlm. 74)

Dampak stres yang dipaparkan cukup menyeramkan. Dari mulai timbulnya depresi, skizofrenia, disfungsi sosial, kesehatan mental, merasa kesepian, bahkan hingga berujung bunuh diri.

Tapi siapa sangka bahwa stres tidak hanya terjadi pada orang dewasa. Namun juga dapat terjadi pada anak-anak juga remaja. Bila orang dewasa biasanya disebabkan dari dirinya sendiri, pada anak-anak stres bisa disebabkan dari berbagai faktor. Baik dari keluarga maupun lingkungan.

Bukan hal-hal yang kita kerjakan yang menciptakan masalah terkait-waktu, tetapi cara kita mengerjakannya. (hlm. 93)

Kapan pun Anda berharap terlalu banyak dari seseorang, Anda secara otomatis telah menempatkannya pada kegagalan dan membuatnya merasa tidak pernah melakukan sesuatu dengan cukup baik. Jadi, daripada mengkritik kegagalan kecil, katakan pada Anak Anda tentang bagaimana Anda menghargai upaya dan prestasi mereka. (hlm. 121)

Humor adalah pelega stres yang hebat. Humor pun merupakan cara terbaik untuk mengurangi ketegangan dan kekhawatiran. (hlm. 122)

Buku ini terdiri dari tiga bab. Bagian pertama cara mengatasi stres dan manajemen 60 detik. Dalam bab ini lebih banyak memaparkan pengenalan-pengenalan stres dan cara manajemen 60 detik bagi setiap usia yang berbeda. Selain itu juga terdapat beberapa kuisioner dan beberapa tes yang dapat kita isi untuk menguji seberapa jauh stres kita, seberapa baik pengelolaan waktu kita, dan lain-lainnya.

Pada bagian kedua, kita akan masuk pada bagian teknik relaksasi dan olahraga. Untuk bab ini, sebaiknya pembaca membacanya sendiri. Karena kurang lebih seperti instruksi dalam hipnotis.

Bagian terakhir yakni bagian evaluasi stres secara mandiri. Berisi soal-soal ujian pengetahuan stres, fakta mengenai stres, dan sebagainya.

Banyak sekali kutipan menarik dari buku ini

Jangan berusaha menjadi orang tua yang sempurna sebab tidak ada yang sempurna. (hlm. 140)

Sejak menit pertama dilahirkan, kita sebenarnya memulai waktu menuju akhir hidup. (hlm. 155)

kita menyerah pada diri sendiri karena kita tidak mampu percaya bahwa tubuh yang paling bertanggung jawab atas penyakit itu dapat melawan penyakit pada waktu yang sama. (hlm. 204)

Dengan mendapatkan kembali rasa memegang kendali atas fungsi kekebalan tubuh, kita mengembangkan sudut pandang yang lebih mendukung kesehatan, memperbarui tingkat energi, dan membangun perspektif yang lebih baik atas hidup. (hlm. 204)

Maaf jika hanya sedikit paparan yang bisa sampaikan. Sebab bingung rasanya memilih kata sementara isi buku ini terlampau banyak. Walau hanya 249 halaman, tapi buku ini cukup lengkap. Dan akan lebih baik jika dinikmati sendiri. Sayangnya saya tidak tahu apakah buku ini masih beredar atau tidak. Saya sendiri pun membelinya dalam keadaan bekas. Semoga saja penerbit berkenan mencetak ulang buku bagus ini 🙂

Dengan semakin banyak belajar cara merespons stres dan sistem pertahanan alami tubuh, kita mulai menemukan bahwa tubuh memiliki kekuatan dan kemampuan yang luar biasa – tidak hanya untuk mengatasi kejadian harian, tetapi juga secara harfiah, mampu menyembuhkan diri sendiri dalam prosesnya. (hlm. 206)

Thank you for not comment out of topic

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.