Judul: 5 “Dosa” dalam Mengelola Keuangan
Penulis: Stephanus Rudi Ok
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-979-22-6430-2
Baca via iPusnas
Kali ini saya mencoba keluar dari genre yang biasanya saya baca. Keuangan. Aduh, biasanya saya paling menghindari buku ini haha. Karena sadar diri belum mampu baca dan mencernanya. Tahu sendirilah ya kalau buku keuangan itu rata-rata berat 🙈
Ndilalah pas ketemu dengan judul 5 “Dosa” dalam Mengelola Keuangan ini kok saya langsung tertarik. Apalagi kondisinya pas banget dengan saya yang lagi nggak bisa mengelola keuangan huhu.
Buku ini tipiiiis banget. Hanya 122 halaman plus cover kalau di iPusnas. Tapi isinya saya bilang top deh. Penjelasannya tidak banyak. Tapi menurut saya cukup jelas. Apalagi yang saya suka, buku ini juga memberi contoh kasus. Bagi seorang seperti saya, contoh seperti ini membuat saya bisa dapat gambaran yang lebih nyata lagi. Jadi ya semuanya menjadi sangat terang. Otomatis saya jadi lebih ngerti. Oh begitu toh. Oh harusnya seperti itu ya.
Sinopsis buku
Seperti judulnya, inilah ringkasan dari 5 “Dosa” dalam Mengelola Keuangan:
1. Menganggap penghasilan yang diperoleh adalah segala-galanya dalam hidup ini
Selama ini kita mungkin terlena menganggap bahwa penghasilan kita adalah segala-galanya. Kita merasa uang yang kita dapatkan sangat berarti di atas apapun. Padahal uang sebetulnya hanyalah alat tukar. Yang lebih penting daripada itu adalah bagaimana kita bisa menghargai diri kita sendiri dengan mencintai diri dan pekerjaan kita. Sederhananya misal kita bekerja menjadi badut untuk anak-anak. Saat kita senang karena anak-anak bisa tertawa karena kita, di situlah uang menjadi kalah dengan kepuasan kita menyenangkan anak-anak.
Berilah makna uang bagi kehidupan Anda secara sederhana. Dengan demikian, Anda akan benar-benar menguasai dan memahami bahwa uang bukan segala-galanya. (hlm. 9)
2. Salah dalam mengelola penghasilan dan pengeluaran
Yang ini sudah jelas ya. Kita keliru untuk mengelola penghasilan dan pengeluaran kita. Sehingga membuat keuangan kita menjadi tidak mengalir dengan lancar.
Bukan seberapa besar yang mampu Anda hasilkan melainkan seberapa banyak yang mampu Anda simpan. (hlm. 17)
3. Tidak mempersiapkan masa pensiun lebih dini
Kita tidak mempersiapkan masa pensiun dengan bekerja keras saat usia produktif. Padahal usia produktiflah waktu yang paling tepat untuk kita menyiapkan segala-galanya. Karena semakin bertambah usia, biaya hidup justru semakin tinggi. Belum lagi masalah kesehatan dan produktivitas yang menurun membuat resiko masa pensiun kita menjadi ‘terancam’.
4. Salah dalam pembuatan keputusan investasi
Sebagian besar orang ketika melakukan investasi hanya untuk mendapatkan dan mengejar hasil yang luar biasa, tanpa mempertimbangkan risiko yang bakal terjadi. (hlm. 45)
5. Buruknya hubungan vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa
Sudah tidak perlu ditanyakan. Dalam aspek apapun kalau hubungan kita dengan Tuhan buruk, maka menjadi sulitlah hidup kita. Apapun kesuksesan dan prestasi kerja yang sudah kita raih, sejatinya adalah atas izin-Nya. Maka bersyukur pada-Nya menjadi suatu keniscayaan yang diwajibkan.
Buku yang ringan dibaca
Begitu kira-kira ringkasannya. Tentu saja dalam satu “dosa” dijelaskan lagi lebih rinci di dalam buku. Tidak ketinggalan dengan contoh-contoh kasusnya yang bisa kita bayangkan secara langsung.
Buku ini juga dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa kita jawab untuk jadi bahan evaluasi. Seperti membuat daftar tujuan saat ini, tujuan utama serta ambisi, dan tujuan utama dan pasti dalam hidup kita.
So, buku ini memang tipis. Tapi isinya cukup jelas dan tidak membingungkan. Bahasa yang digunakan pun sangat ringan dan contoh-contoh yang ada sangat lekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Kesuksesan maupun kebahagiaan dalam hidup ini memang perlu dilandasi dengan kesabaran untuk merengkuhnya. (hlm. 61)